Rabu, 28 September 2016

STRUKTUR INTERIOR BUMI

INTERIOR BUMI


Susunan interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat sifat fisika bumi (geofisika). Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi mempunyai sifat-sifat fisik seperti misalnya gaya tarik (gravitasi), kemagnetan, kelistrikan, merambatkan gelombang (seismik), dan sifat fisika lainnya. Melalui sifat fisika bumi inilah para akhli geofisika mempelajari susunan bumi, yaitu misalnya dengan metoda pengukuran gravitasi bumi (gaya tarik bumi), sifat kemagnetan bumi, sifat penghantarkan arus listrik, dan sifat menghantarkan gelombang seismik.
            Metoda seismik adalah salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang mengukur sifat rambat gelombang seismik yang menjalar di dalam bumi. Pada dasarnya gelombang seismik dapat diurai menjadi gelombang Primer (P) atau gelombang Longitudinal dan gelombang Sekunder (S) atau gelombang Transversal. Sifat rambat kedua jenis gelombang ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari material yang dilaluinya. Gelombang P dapat menjalar pada material berfasa padat maupun cair, sedangkan gelombang S tidak dapat menjalar pada materi yang berfasa cair. Perpedaan sifat rambat kedua jenis gelombang inilah yang dipakai untuk mengetahui jenis material dari interior bumi.
Melihat Interior Bumi
Bumi yang kita tinggali memiliki interior dan komposisinya sendiri. Secara sederhana, apabila bola bumi dibelah dari permukaannya hingga ke bagian inti, maka akan terlihat seperti gambar di bawah ini. Lapisan udara yang melingkupi bumi kita kenal dengan sebutan atmosfer. Bagian terluar bumi disebut kerak bumi (crust). Bagian ini bersifat padat dan getas. Ketebalannya berkisar 5 km hingga 70 km. Berkomposisi Si-Al (Silika-Aluminium) pada kerak benua, dan Si-Ma (Silika-Magnesium) pada kerak samudera. Umumnya kerak samudera lebih tipis daripada kerak benua.

              Lapisan penyusun bumi di bawah kerak bumi dikenal sebagai mantel bumi (mantle). Bagian atas mantel yang paling dekat dengan kerak bumi bersifat padat hingga kedalaman sekitar 100 km dari permukaan, kemudian bagian di bawahnya bersifat semi-solid hingga kedalaman sekitar 350 km. Bagian terdalam mantel bumi bersifat padat. Mantel bumi ini berkomposisi Fe-Mg (Besi-Magnesium). Ketebalan mantel seluruhnya sekitar 2900 km.
Bagian inti bumi terbagi menjadi dua: yaitu inti bagian luar (outer core) dan inti bagian dalam (inner core). Inti bagian luar bersifat cair dengan ketebalam sekitar 2250 km. Sedangkan inti bagian dalam (inner core) bersifat padat dengan ketebalan sekitar 1220 km hingga ke titik pusat bumi. Inti bumi (inner core dan outer core) berkomposisi Fe-Ni (Besi-Nikel). Karena bumi berputar pada porosnya, inti bumi bagian luar juga berputar dan menghasilkan medan magnetik bumi. Bayangkan air yang ikut terputar di dalam gelas yang berputar pada sumbunya.
Kerak bumi ditambah mantel bagian atas (semuanya bersifat padat dan getas) dikenal sebagai Litosfer (lithos, dari bahasa Yunani, yang berarti ‘batu’). Ketebalannya sekitar 100 km. Litosfer inilah yang menjadi definisi dari Lempeng Tektonik (Plate Tectonic). Sedangkan mantel yang bersifat semi-solid disebut Astenosfer (asthenes, dari bahasa Yunani, yang berarti ‘lemah’). Ketebalannya sekitar 250 km. Pada Teori Tektonik Lempeng, litosfer ini mengapung, bergeser dan bertumbukan satu sama lain di atas lapisan astenosfer. Lihat gambar di bawah ini untuk lebih memahami lapisan interior bumi berdasarkan sifat fisik dan sifat kimiawi.
Sumber : http://revicelvi.blogspot.com/2012/03/susunan-interior-bumi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar