INTERIOR BUMI
Susunan
interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat sifat fisika bumi
(geofisika). Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi mempunyai sifat-sifat
fisik seperti misalnya gaya tarik (gravitasi), kemagnetan, kelistrikan,
merambatkan gelombang (seismik), dan sifat fisika lainnya. Melalui sifat
fisika bumi inilah para akhli geofisika mempelajari susunan bumi, yaitu
misalnya dengan metoda pengukuran gravitasi bumi (gaya tarik bumi), sifat
kemagnetan bumi, sifat penghantarkan arus listrik, dan sifat menghantarkan
gelombang seismik.
Metoda seismik adalah salah satu
metoda dalam ilmu geofisika yang mengukur sifat rambat gelombang seismik
yang menjalar di dalam bumi. Pada dasarnya gelombang seismik dapat
diurai menjadi gelombang Primer (P) atau gelombang Longitudinal dan
gelombang Sekunder (S) atau gelombang Transversal. Sifat rambat kedua
jenis gelombang ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari material yang
dilaluinya. Gelombang P dapat menjalar pada material berfasa padat maupun cair, sedangkan
gelombang S tidak dapat menjalar pada materi yang berfasa cair. Perpedaan
sifat rambat kedua jenis gelombang inilah yang dipakai untuk mengetahui
jenis material dari interior bumi.
Melihat Interior Bumi
Bumi
yang kita tinggali memiliki interior dan komposisinya sendiri. Secara
sederhana, apabila bola bumi dibelah dari permukaannya hingga ke bagian inti,
maka akan terlihat seperti gambar di bawah ini. Lapisan udara yang melingkupi
bumi kita kenal dengan sebutan atmosfer. Bagian terluar bumi disebut kerak bumi
(crust). Bagian ini bersifat padat dan getas. Ketebalannya berkisar 5 km
hingga 70 km. Berkomposisi Si-Al (Silika-Aluminium) pada kerak benua, dan Si-Ma
(Silika-Magnesium) pada kerak samudera. Umumnya kerak samudera lebih tipis
daripada kerak benua.
Lapisan penyusun bumi di bawah kerak
bumi dikenal sebagai mantel bumi (mantle). Bagian atas mantel yang
paling dekat dengan kerak bumi bersifat padat hingga kedalaman sekitar 100 km
dari permukaan, kemudian bagian di bawahnya bersifat semi-solid hingga
kedalaman sekitar 350 km. Bagian terdalam mantel bumi bersifat padat. Mantel
bumi ini berkomposisi Fe-Mg (Besi-Magnesium). Ketebalan mantel seluruhnya
sekitar 2900 km.
Bagian inti bumi terbagi menjadi
dua: yaitu inti bagian luar (outer core) dan inti bagian dalam (inner
core). Inti bagian luar bersifat cair dengan ketebalam sekitar 2250 km.
Sedangkan inti bagian dalam (inner core) bersifat padat dengan
ketebalan sekitar 1220 km hingga ke titik pusat bumi. Inti bumi (inner core
dan outer core) berkomposisi Fe-Ni (Besi-Nikel). Karena bumi
berputar pada porosnya, inti bumi bagian luar juga berputar dan menghasilkan
medan magnetik bumi. Bayangkan air yang ikut terputar di dalam gelas yang
berputar pada sumbunya.
Kerak bumi ditambah mantel bagian
atas (semuanya bersifat padat dan getas) dikenal sebagai Litosfer (lithos,
dari bahasa Yunani, yang berarti ‘batu’). Ketebalannya sekitar 100 km. Litosfer
inilah yang menjadi definisi dari Lempeng Tektonik (Plate Tectonic).
Sedangkan mantel yang bersifat semi-solid disebut Astenosfer (asthenes,
dari bahasa Yunani, yang berarti ‘lemah’). Ketebalannya sekitar 250 km. Pada
Teori Tektonik Lempeng, litosfer ini mengapung, bergeser dan bertumbukan satu
sama lain di atas lapisan astenosfer. Lihat gambar di bawah ini untuk lebih
memahami lapisan interior bumi berdasarkan sifat fisik dan sifat kimiawi.
Sumber : http://revicelvi.blogspot.com/2012/03/susunan-interior-bumi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar